Sunday, December 26, 2010

Rumah religi: Wasiat Untuk Para Muslimah

Rumah religi: Wasiat Untuk Para Muslimah

Rumah religi: Nasehat -Ibnul Qayyim al-Jauziyyah-

Rumah religi: Nasehat -Ibnul Qayyim al-Jauziyyah-
--more--

WASIAT UMAR BIN DZAR

TENTANG RENUNGAN MENGENAI PEMUTUS KENIKMATAN

Dari Nadhar bin Ismail yang berkata: Saya pernah mendengar Umar bin Dzar
[Dia adalah Umar bin Dzar biun Abdillah bin Zaraqah Al-Hamdani Al-Murhabi,
seorang tabi'it tabi'in yang tsiqah, wafat pada tahun 135 H. Riwayat
hidupnya ada dalam "Tahdzibut Tahdzib" (VII:144), "Hilyatul Auliya" (V:108)
dan lain-lain]
berkata:

"Kamu sekalian telah cukup mengerti tentang kematian, maka kamu
menunggu-nunggu kedatangannya siang dan malam:

Mungkin kamu mangkat sebagai seorang yang sangat dicintai oleh keluarganya,
dihormati oleh kerabatnya, dan dipatuhi oleh masyarakatnya, dipindahkan ke
liang yang kering dan batu-batu cadas yang bisu. Tidak ada seorangpun dari
keluarga yang bisa memberikan bantal, kecuali hanya menempatkannya di tengah
kerumunan binatang serangga. Adapun bantal pada saat itu berupa amal
perbuatannya.

Atau mungkin kamu mangkat sebagai orang yang malang dan terasing. Di dunia,
ia telah ditimpa banyak kesedihan, usaha yang dilakukan sudah
berkepanjangan, badan telah kepayahan, lantas kematian tiba-tiba menjemput
sebelum ia meraih keinginannya.

Atau mungkin kamu adalah seorang anak yang masih disusui, orang yang sakit,
atau orang yang tergadai dan tergila-gila dengan kejahatan. Mereka semua
diundi dengan anak panah kematian.

Tidak adakah pelajaran yang bisa dipetik dari perkataan para juru nasihat?!

Sungguh, seringkali saya berkata: "Maha Suci Allah Jalla Jalaluhu. Dia
telah memberi tempo kepada kamu sehingga seakan-akan menjadikan kamu lalai."
Kemudian saya kembali melihat kepemaafan dan kekuasaan-Nya, lantas
berkata: "Tidak, tetapi Dia mengakhirkan kita sampai pada batas ajal kita,
sampai pada hari di mana mata menjadi terbelalak dan hati menjadi kering."

"Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat
kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong."
(Ibrahim:43)

"Ya Rabbi, Engkau telah memberikan peringatan, maka hujjah-Mu telah tegak
atas hamba-hamba-Mu.

Kemudian ia membaca:

"Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu
itu) datang adzab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zhalim:
"Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang sedikit.""
(Ibrahim:44)

Kemudian ia berkata:

"Wahai pelaku kezhaliman! Sesungguhnya kamu sedang berada dalam masa
penangguhan yang kamu minta itu, maka manfaatkanlah sebelum akhir masa itu
tiba dan bersegeralah sebelum berlalu. Batas akhir penangguhan adalah
ketika kamu menemui ajal, saat sang maut datang. Ketika itu tidak berguna
lagi penyesalan.

Anak Adam ibarat papan yang dipasang sebagai sasaran dari panah kematian.
Siapa yang dipanah dengan anak panah-anak panahnya, tidak akan meleset. Dan
bila kematian itu telah menginginkan seseorang, maka tidak akan menimpa yang
lain.

Ketahuilah, sesungguhnya kebaikan yang paling besar adalah kebaikan di
akhirat yang abadi dan tidak berakhir, yang kekal dan tidak fana, yang terus
berlanjut dan tak kenal putus.

Hamba-hamba yang dimuliakan bertempat tinggal di sisi Allah Ta'ala di tengah
segala hal yang menyenangkan diri dan menyejukkan pandangan. Mereka saling
mengunjungi, bertemu, dan bernostalgia tentang hari-hari mereka hidup di
dunia.

Tentramlah kehidupan merka. Mereka telah memperoleh apa yang mereka
inginkan dan meraih apa yang mereka cari, karena keinginan mereka adalah
berjumpa dengan majikan Yang Maha Pemurah dan Maha Pemberi Anugerah.
[Dikeluarkan oleh Abu Nu'aim dalam 'Al-Hilyah' (V:115-116)]


Diketik ulang dari: "Wasiat Para Salaf" Salim bin 'Ied Al Hilali,
Penerjemah: Hawin Murtadho. Penerbit: At-Tibyan, Solo. Cetakan kedua: Juli
2000 M, hal.111-114

Mengembalikan File/Folder yang di Hidden oleh Virus

Dalam beberapa minggu ini muncul beberapa varian Virus yang berusaha menyembunyikan File/Folder dalam Flasdisk maupun Drive harddisk serta mengganti Folder tersebut dengan Folder Executable sehingga kelihatan seolah-olah Folder aslinya.
Untuk menampilkan kembali Folder yang di hidden dapat kita atasi dengan perintah yang sangat sederhana yaitu :
  1. tentukan dulu Drive yang akan di unHidden misalnya dalam Flashdisk e:
  2. klik start -> run -> cmd
  3. masuk ke Drive e: dengan perintah e:
  4. ketik perintah attrib -R -S -H /S /D kemudian tekan enter
  5. Tunggu sampai selesai kemudian Drive tersebut di refresh
  6. Insya Allah Folder yang di hidden akan keluar.
Semoga bermanfaat !!

Wednesday, December 22, 2010

BAGI BAGI INFO: 8 Fakta Tentang Tertawa

BAGI BAGI INFO: 8 Fakta Tentang Tertawa: "1. Anak-anak tertawa lebih banyak daripada orang dewasa. Anak-anak tertawa 400 kali dalam sehari sedangkan orang dewasa hanya sekitar 15 kal..."

8 Fakta Tentang Tertawa

1. Anak-anak tertawa lebih banyak daripada orang dewasa. Anak-anak tertawa 400 kali dalam sehari sedangkan orang dewasa hanya sekitar 15 kali.

2. Lelucon membantu anak mengenal berbagai hal seperti hubungan sebab-akibat, perbendaharaan kata yang baru, etika sosial , dan lain-lain.

3. Anak yang memiliki selera humor yang baik memiliki kemampuan beradaptasi yang baik dengan teman-teman sebayanya.

4. Wanita tertawa 126% lebih banyak dari laki-laki

5. Lelaki lebih mudah menjadi bahan tertawaan daripada perempuan (lebih banyak anak laki-laki menjadi bahan olok-olokan di sekolah daripada anak perempuan) <=== perasaan terbalik....

6. Contagious Laughter : Kita lebih senang tertawa saat ada orang lain tertawa. Saat sendirian menonton komedi situasi di TV, kita turut tertawa ketika penonton di televisi tertawa. Hal ini disebabkan tawa adalah suatu bahasa yang universal, ekspresi emosi yang sulit untuk dipalsukan atau ditutup-tutupi.

7. Tertawa mengaktifkan berbagai bagian di otak. Bagian otak yang bereaksi terhadap lelucon adalah medial ventral pefrontal cortex, dimana bagian ini turut berperan dalam perkembangan kognitif, kepribadian dan emosi.

8. Semakin besar jumlah anggota kelompok dalam suatu situasi, semakin mudah untuk dibuat tertawa .Karenanya lelucon merupakan ice breaker yang paling efektif

BAGI BAGI INFO: KITA LEBIH SETAN DARI PADA SETAN (copas)

BAGI BAGI INFO: KITA LEBIH SETAN DARI PADA SETAN (copas): "Seperti biasanya aku bangun pukul 09.00 wib, dengan sangat malas ku tinggalkan kasur jelek itu. Aku telat untuk berangkat mengajar, tapi itu..."

BAGI BAGI INFO: PROSES PENULISAN AL QUR’AN

BAGI BAGI INFO: PROSES PENULISAN AL QUR’AN: "Penulisan al-Qur’an ini terdapat dalam Firman Allah Surat al-Qiyamah 16-19. Yang di dalam surat itu mengandung makna. Inilah makna yang dima..."

Tuesday, December 21, 2010

Kecemerlangan Para Penemu Muda Iran


Dalam beberapa tahun terakhir, berkali-kali tersiar berita mengenai keberhasilan pemuda Iran di berbagai oliampiade keimuan. Menurut pandangan para pakar, Iran dalam bidang ini telah berhasil meraih posisi dalam urutan 10 besar dunia. Pada awal bulan April 2005,  para ilmuwan muda Iran kembali meraih kecemerlangan dalam Pameran Penemuan dan Teknologi  Internasiomal Jenewa ke-33.
International Exhibition of Inventions, New Techniques and Products of Geneva atau “Pameran Penemuan dan Teknologi  Internasional Jenewa” diselenggarakan di Palexpo, Jenewa, Swiss, sejak tanggal 6 hingga 10 April 2005. Pameran ini merupakan pameran besar yang menjadi tempat pertemuan para inventor, industrialis, dan agen komersial. Pameran Jenewa tahun 2005 ini merupakan pameran ke-33 kalinya dan dihadiri oleh para peserta dari Eropa dan Asia. Pada pameran kali ini, Iran datang denagan membawa tim yang kuat untuk pertama kalinya.
Sebanyak 735 peserta pameran dari 42 negara menampilkan 1000 penemuan mereka dalam Pameran Penemuan dan Teknologi  Internasional Jenewa, sehingga pameran ini menjadi sebuah event terbesar di dunia khusus untuk para inventor atau penemu. Banyak peserta pameran ini yang menyatakan bahwa mereka berhasil mengembangkan bisnis dari hasil penemuan mereka yang ditampilkan dalam pameran ini. Tak heran bila perusahaan dan industrialis dari berbagai penjuru dunia berdatangan ke pameran ini untuk mencari penemuan baru yang bisa mereka kembangkan dalam bisnis mereka. Kehadiran tim dari dua negara muslim, yaitu Iran dan Malaysia, telah menarik perhatian dari penyelenggara pameran, khususnya karena kedua tim ini benar-benar mendapat dukungan penuh dari pemerintah mereka.
Selain memiliki kesempatan untuk bertemu langsung dengan para pengusaha dan penanam modal, dalam Pameran Penemuan dan Teknologi  Internasional Jenewa ini juga diadakan penjurian atas berbagai penemuan yang ditampilkan. Penjurian tersebut dilakukan oleh dewan juri internasional dan para pemenang akan meraih medali. Selain itu, juga diberikan 39 hadiah khusus. Menurut Jean-Luc Vincent, Direktur dari Pameran Penemuan dan Teknologi  Internasional Jenewa, “Kualitas penemuan yang benar-benar tinggi, tidak diragukan lagi, merupakan hasil utama dari pameran ini.”
Tim Iran yang hadir dalam pameran ini terdiri dari 38 mahasiswa dan pelajar. Mereka berhasil meraih 47 medali, masing-masing 15 emas, 25 perak, dan 7 perunggu. Selain itu, tim Iran juga menerima empat hadiah khusus, yang diraih oleh Sayyid Majid Shafi, Reza Kahuri, Hisam Maliki, dan Sayyid Payan. Hisam Maliki meraih hadiah khusus dari Asosiasi Penemu Jerman, atas penemuannya berupa pesawat yang dapat terbang mengepakkan sayap seperti burung. Reza Kahooli, seorang pelajar kelas tiga SMA, mendapatkan hadiah khusus yang diberikan oleh Asosiasi Penemuan dan Desain Malaysia, atas penemuannya berupa metode untuk memodifikasi cuaca dengan menggunakan gas tertentu, yang juga bisa mengakselerasi the resistance of earth. Sementara itu, Sayyid Majid Shafi mendapatkan hadiah khusus dari Asosiasi Peneliti Sains Malaysia atas penemuannya berupa diagram pengukuran panas dalam bidang metalurgi.
Keberhasilan yang diraih oleh para penemu dan peneliti muda Iran ini menunjukkan keberhasilan sistem pendidikan di Republik Islam Iran. Adalah sangat jelas bahwa pengetahuan, teknologi, dan kekuatan komunikasi, merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki sebuah negara bila ingin maju. RII dengan memfokuskan perhatian pada pengembangan kemampuan para pemudanya, dalam beberapa tahun terakhir ini berhasil meraih posisi membanggakan dalam kancah keilmuan dan teknologi internasional.
Kemajuan yang dicapai Iran dalam bidang ilmu dan teknologi sebenarnya sejalan dengan pandangan Islam yang sangat menekankan pentingnya ilmu dan pengetahuan. Dalam pandangan Islam, iman dan ilmu bagaikan dua sayap yang harus dimiliki manusia agar dapat terbang mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan hidup. Itulah sebabnya, meskipun terus-menerus mendapat serangan dari luar, baik berupa embargo, propaganda negatif, dan serangan budaya, RII tetap teguh berusaha mengembangkan keilmuan anak-anak bangsanya.
Di awal kemenangan revolusi Islam Iran, meskipun sedang didera oleh perang yang dilancarkan Irak atas dukungan AS dan sekutu-sekutunya, pemerintah Iran terus berusaha meningkatkan taraf pendidikan rakyatnya. Langkah pertama yang dilakukan pada awal-awal berdirinya Republik Islam Iran adalah melakukan pemberantasan buta huruf. Kini, 82 persen rakyat Iran sudah terbebas dari buta huruf.
Selain itu, pemerintah Iran pun berusaha mencapai kemampuan yang tinggi di bidang teknologi. Perang dan embargo yang dipaksakan terhadap Iran di masa awal berdirinya RII justru menajdi rahmat terselubung bagi bangsa Iran, karena mereka harus berusaha memenuhi sendiri kebutuhan mereka terhadap senjata, mesin, dan barang-barang produksi lain. Hasilnya, rakyat Iran yang semula sangat bergantung kepada negara asing, akhirnya mampu memproduksi sendiri sebagian besar kebutuhan dalam negeri mereka.
Sejak beberapa waktu lalu, pemerintah Iran telah menyadari bahwa sumber energi minyak dan gas yang mereka miliki, lambat laun akan habis. Bila di masa tersebut, Iran tidak memiliki sumber energi lain, sudah jelas, Iran akan kembali tergantung kepada pihak lain. Untuk itu, pemerintah Iran telah berupaya menguasai teknologi nuklir dengan tujuan damai. Dengan kata lain, para ilmuwan Iran kini sedang berupaya membangun instalasi nuklir sebagai pembangkit energi listrik. Namun demikian, negara-negara adidaya Barat, terutama AS, yang selalu menginginkan agar negara-negara  lain bergantung penuh kepada mereka, berusaha menghalang-halangi hal ini. Melalui tuduhan-tuduhan bahwa Iran sedang berusaha memproduksi senjata nuklir, mereka berusaha menghalangi Iran mengembangkan teknologi nuklirnya.
Namun demikian, bangsa Iran pantang mundur dalam menghadapi berbagai halangan yang dilancarkan kepada mereka dalam mencapai kemajuan di bidang ilmu dan teknologi. Keberhasilan dan kecemerlangan para pemuda dan mahasiswa Iran dalam berbagai pameran iptek dan olimpiade ilmiah, membuktikan tekad kuat bangsa Iran dalam meraih kemajuan teknologi.

NESTAPA CINTA

Senja itu di Palestina Selatan, siluet merah masih terlihat garang menyayat langit. Perlahan dan tenang suara-suara senja dengan kalimat Alqur’an terlantun dari masjid nun di sana. Suasana ini menarikku jauh mengingat kembali peristiwa yang merubah semua hidupku. Mengajak pikiranku terfokus pada sepenggal kisah yang mendekam dalam lubuk hatiku. Tiga tahun aku telah berada di kamp mujahidin, di tengah dahsyatnya gurun pasir, bersama saudara-saudaraku, mujahidin fillah. Aku biarkan bayangan kenangan ini bertahan lama dalam ingatanku, ku biarkan ia menguasai diriku, ku biarkan ia memaku diriku pada satu keadaan. Tiga tahun aku bertahan untuk tidak mengingatnya, kapan pun kenangan ini akan muncul maka segera kunafikanan. Ku pendam sedalam-dalamnya dalam benakku, tak pernah ada yang tahu. Tiga tahun aku tak pernah dialogkan kisah ini, meski pun pada diriku sendiri. Tetapi hari ini aku tak dapat mengekangnya lagi. Ku dengar dari kejauhan al Baqarah yang mulia sampai pada ayat “...Engkau akan sampai pada posisi menyukai sesuatu, pada hal  ia keburukan untukmu. Engkau akan sampai pada posisi membenci sesuatu, padahal ia kebaikan untukmu...”. Ku rasakan basah di pipiku. Sejenak aku terlonjak, “ah…, ini air mata”. Aku terkejut, aku menangis. Hatiku bergetar, perlahan bahuku terguncang, air mataku menetes. Ya Allah aku menangis. Aku tak mampu lagi menahan kepedihan ini. Maafkan aku ya Allah.
Tiga tahun yang lalu, aku bukan Syahni yang hari ini. Aku seorang direktur pada perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perlu diketahui ku peroleh posisi ini dengan keringat tak berhenti, dengan sakit tak berperi, kerja keras dan pengorbanan. Aku tumbuh besar dalam keprihatinan, kegelisahan dan duka. Jangan pernah mengadu susah padaku, karena aku adalah duka, aku adalah nestapa itu sendiri. Aku lahir tanpa ibu tanpa ayah, jangan dulu tertawa. Katanya ibuku adalah seorang pelacur, sedangkan ayahku seorang penjudi yang kerap menggauli ibuku tanpa ikatan pernikahan. Ayahku mati terbujur dengan 33 tusukan pada tubuhnya, karena tidak membayar setelah menggauli ibuku. Mayatnya ditemukan hanyut di aliran sungai bercampur dengan sampah dan kotoran. Sedangkan ibuku meninggal 10 menit sebelum aku dilahirkan. Sehingga perutnya harus dibelah untuk mengeluarkanku. Aku lahir dengan selamat, entah itu perlu disyukuri atau tidak. Jelas bahwa aku yatim piatu sebelum dilahirkan. Akhirnya hanya sebuah panti asuhan yang mau menampungku. Tidak ada satu manusia pun yang mengaku berkerabat dnegan ibuku, kuanggap saja ia manusia tunggal, terlahir dan hidup tanpa keluarga dan sanak saudara.
“Anak sial, kau dipanggil Bunda Asrama”, panggil Parno. Jangan heran dengan panggilanku. Di panti ini mungkin orang sudah lupa namaku yang sesungguhnya. Anak sial, nama ini lebih akrab bagiku. Mereka memberikan nama ini kepadaku karena mereka menganggap aku selalu membawa sial bagi siapa pun, aku juga tak pernah protes. Bisa saja mereka benar, karena proses kelahiranku sudah membawa sial ayah dan ibuku. Aku bertanya dalam hati, kenapa Bunda memanggilku. Ku telusuri koridor menuju kantor Bunda dengan lesu, ku ingat sedaya mungkin apa kesalahan yang ku perbuat hari ini. Oh…, aku tadi tidak sholat subuh, tidak membersihkan toilet, mengambil jatah sarapan Andi, memukul Tono, merokok, memecahkan piring, membakar gorden kamar belakang, mencuri mangga tetangga, stop! Aku berhenti sejenak. “Ya, aku bersalah”, gumamku pasrah. Ku dengar suara-suara di kantor Bunda. Aku masuki ruangan itu dengan tertunduk “Assalamu’alaikum”. ”Wa’alaikum salam, tunggu di sana ya Syahni” suara lembut itu seperti biasa memberi ksejukan bagiku. Aku duduk di kursi yang kuperkirakan sudah sangat tua, jelasnya ia lebih tua dariku yang sekarang sudah 16 tahun. Mataku tertuju pada gambar Garuda Pancasila, ku pikir cukup indah juga sebagai lambang negara ini meski pun ku perhatikan ia terlalu lusuh dan kusam. Kualihkan pandangan pada gambar presiden dan wakilnya, gagah benar. Kata Bu Dahlia mereka Bapak bangsa ini, sehingga siapa pun di Indonesia ini yang lahir tidak ada yang yatim piatu, aku sih percaya aja. Beberapa saat kemudian Bunda dan tamunya mendatangiku. Tamunya seorang lelaki besar, tinggi dan seram kalau boleh kutambahkan. “Ini anaknya, Bu”, katanya berat. Bunda menjawab “Syahni, namanya Pak”. “Sudah bisa saya bawa”, katanya singkat. Aku tersentak, percakapan mereka sepertinya menganggap aku ini benda mati. “Syahni, mulai hari ini engkau hidup dengan Bapak ini”, suara dan wajah lembut Bunda membelaiku dengan mesra. “tapi, Bunda”. “Sudah! ayo kita berangkat” lelaki itu berkata tanpa melihatku, meski pun ku sadari sedari tadi ia tak pernah melihatku. “Bagaimana, pakaian dan barang-barangku”. “Nanti saya belikan, Bu kami permisi”. Ia berjalan di depanku, tanpa sedikit pun menoleh bahkan tidak menungguku. “Ia orang baik, ikutilah dia, jaga dirimu baik-baik, Syahni”. Aku tak dapat menolak, ku kejar Bapak itu menuju lapangan parkir.
Aku sampai di rumahnya, bukan lebih tepatnya istana. Para pelayan menyambut kami di ruang tengah, “ada yang akan tinggal bersama kalian”, Bapak berkata. Semuanya terdiam sambil tertunduk, mereka 6 perempuan dan 11 laki-laki. Aku juga tak dapat bereaksi, aku hanya tertegun. “Siapa namamu?”, tanyanya tiba-tiba. Aku terkejut “sial Pak, eh….Syahni”, jawabku gelagapan. “Besok kau mulai melanjutkan SMU-mu, kau hanya punya 5 tahun untuk hidup bersamaku, manfaatkanlah sebaik-baiknya, dan jangan pernah menangis!”. Kemudian ia pergi begitu saja. “ya”, jawabku dalam hati, aku pun takkan pernah mau menangis.
Aku bersekolah di SMU No. 1 di kota ini. Yang ku tahu hidupku hanya penuh dengan belajar. Aku murid terpintar secara kesepakatan pihak sekolah, tak ada yang membantah bahwa aku adalah yang terpintar. Kehidupanku hanya sekolah, les, kamar dengan setumpuk buku. Prestasiku tak lagi terhitung. Aku tak pernah bergaul dengan teman-teman. Mengenai wanita, bisa dikatakan tak satu pun di sekolah yang aku kenal dengan baik wajah dan namanya. Masa-masa di SMU kulalui dengan sangat baik dengan setumpuk penghargaan dan prestasi. Hari ini ku akhiri kehidupanku di SMU, aku mendapat tugas memberi beberapa kata perpisahan sebagai murid dengan nilai terbaik. Sekedar basa-basi munafik di depan orang banyak. Tak banyak yang kusampaikan, hanya sebuah pesan kosong ”di mana pun engkau berada, jadilah yang terbaik!”. Kata-kata ini yang selama ini kujadikan pegangan. Aku harus jadi yang terbaik di antara manusia, agar tak ada lagi yang memanggilku ‘anak sial’. Acara perpisahan diakhiri dengan terima raport dan ijazah, aku tidak didampingi ibu terlebih ayah. Aku duduk disamping supir Bapak. Madi, namanya. Ia tersenyum padaku “apa bisa saya yang ambil raportmu, Syahn?”. “Bayar, terus ambil aja”, jawabku singkat. Aku sedikit pun tidak merasa sedih, terlebih lagi iri, meski pun selintas ku dengar beberapa suara mengatakan “kasihan sekali, anak itu sangat pintar tetapi tidak ada orang tuanya”. “Jangan ambil pusing, urusi saja urusan kalian”, jawabku dalam hati.
Malam itu, di ruang makan, Bapak menghampiriku. Aku tergagap, sudah tiga tahun berlalu dan ia tak pernah berbicara kepadaku, bahkan kusadari dia tidak pernah melihatku. Kharismanya mematikan egoku, aku pun tertunduk tak sanggup melihat wajahnya, aku pun tak lagi ingat wajahnya. “Tiga tahun sudah berlalu, kau sudah tamat SMU, besok kau tentukan di mana kuliahmu, 2 tahun lagi manfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan jangan pernah menangis!”. Ia berlalu dan tak pernah lagi kulihat, ku katakan pada diriku ”aku takkan mau menangis”. Aku tak butuh waktu lama untuk menentukan dimana harus berkuliah. Sebuah institut yang sangat terpandang di kota ini tentunya menjadi pilihanku. Seleksi hanya sebuah langkah ringan untukku.
Kehidupan kampus mulai kujalani, kuakui begitu sangat mudah bahkan membosankan. Dosen-dosen yang mengajarku jelas tak lebih baik dariku, bahkan mereka masih primitif dalam displin ilmu pertambangan dan energi yang kuambil. Mereka hanya pendongeng yang kemudian bingung untuk mengakhiri dongengnya. Setahun masaku di kampus membuat aku sangat jenuh, sehingga aku bertekad harus meninggalkan kandang dongeng ini. Ku telusuri dunia maya melalui internet di kamarku, kucari tahu apa yang sangat menantang dalam persoalan pertambangan dan energi. Sampilah aku pada situs Oxford University, sejenak aku tertegun. Mereka di sana juga sedang bingung dengan pengadaan energi dunia, sederhananya mereka buntu dalam upaya mengusahakan metode terefektif dan terefesien dalam menggali tambang energi. Aku bertekad dalam jangka 6 bulan persoalan ini akan kuselesaikan. Satu tantangan baru memacu semangatku, seperti biasanya tak ada lagi yang dapat mengalihkan perhatianku dari tujuan yang ingin kudapatkan. Bangku kuliah ku tinggalkan, kamarku berubah menjadi laboratorium mini. Semua yang mendukung penelitianku dengan mudah ku dapatkan, tentunya dari si Bapak dan kekayaannya. 6 bulan berlalu, dengan yakin kukatakan aku berhasil. Lembaran tulisanku mengenai persoalan energi dan pertambangan sekarang sudah di hadapan Rektor.
Sejenak Bapak Rektor terdiam, memandangku lama, kemudian kembali mengalihkan mata kepada tulisanku yang sudah semingggu berada padanya. Ku lihat kertas-kertasnya sudah lusuh dan terlipat di sana-sini, mungkin ia begitu asyik membacanya. Ia bertanya “engkau masih semester 3”, aku mengangguk. Ia tertunduk mengamati kembali hasil penelitianku. “engkau jenius, apa yang kau inginkan dari penelitian ini”. “Aku ingin gelar dan pergi dari kampus ini”, jawabku tanpa ragu. “di Oxford-Inggris, itu bisa dilakukan, tetapi tidak disini” jawabnya mengakhiri jumpa kami. Aku pulang ke rumah dengan sebaris terima kasih kepada Pak Rektor, karena meski pun ditolak, ia telah memberiku petunjuk untuk mengirim penelitianku ke Oxford, walau pun tidak disadarinya. Aku harus menghubungi pihak Oxford. Hanya butuh waktu sebulan ku dapatkan jawaban “you’re amazing”. Aku pun dianugerahi sarjana oleh mereka. It’s so easy! Aku tertawa begitu senang. Kenapa aku begitu senang, karena Oxford juga dengan sangat yakin merekomendasikanku untuk bekerja di salah satu perusahaan BUMN pertambangan di negara ini. Aku dipekerjakan sebagai manajer, aku berhasil dan mungkin juga tetap membawa sial bagi para pesaingku.
Lima tahun telah ku capai, sekarang aku manajer, dikagumi dihormati bahkan terlalu disanjung. Bapak memanggilku hari itu, posisiku sebagai manajer tak juga dapat menjadikanku berani untuk memandangnya. Aku tertunduk memandang garis-garis lantai tempat aku berpijak. Bapak berkata “sudah lima tahun”, ia terhenti sejenak. Aku semakin tidak keruan, kepalaku seakan ingin meledak. “kehidupanmu bersamaku sudah berakhir, besok kau harus pergi dari rumah ini hanya dengan pakaian yang kau pakai”. Ia melangkah menjauh dariku, tepat di depan pintu dan aku masih tertunduk, dia berkata “dan jangan pernah menangis!”. “Ya, tidak akan menangis” gumamku dalam hati. Keesokannya aku pergi, kepergianku bukanlah apa-apa, tidak seorang pun melepas kepergianku. 16 manusia di rumah itu sedikit pun tidak memandang ketika aku pergi, tidak satu pun yang melihatku, apa lagi menegurku. Semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kebersamaan dengan mereka selama ini bukan apa-apa, aku hanya singgah, pergi dan dilupakan.
Jangan katakan aku bersedih, sedikit pun aku tak bersedih. Sekarang aku sudah punya kehidupan, aku manusia yang dihormati. Masih muda dan sangat ambisius,  begitu ku dengar orang-orang berkata tentangku. Di bawah kepemimpinanku perusahaan maju pesat, karena aku mesin yang berwujud manusia. Berapa banyak pegawai yang menggerutu bila melihatku, meski pun dalam hati saja. Karena bersamaku tidak ada waktu kecuali hanya bekerja. Tadi pagi aku baru saja dipromosikan menjadi direktur. Aku tidak terkejut atau bangga, sangat biasa untukku. Masih juga di pagi hari, 6 orang pegawaiku menangis meminta belas kasihanku, dan keluar dengan tertunduk sedih dari kantorku. Terkadang aku berkata dalam hati “gampang sekali mereka menangis? dasar bodoh! kalian tidak akan pernah dapat belas kasihanku, mau uang ya kerja”. Aku sadar mereka mencaci maki diriku, tapi kukatakan bahwa aku sudah kebal caci-maki, mereka hanya membuang energi di saat dunia ini lagi krisis energi.
Selasa itu, hari yang merubah hidupku. Porsche yang ku kendarai menabrak seorang wanita. Aku sendiri yang menyetir mobilku, karena aku tidak mau membayar seseorang untuk menyetir mobilku. Wanita itu menjerit, terjatuh dan terbaring di depan roda Porsheku. Ku lihat sekeliling, sepi. Ku masukkan gigi mundur, aku akan tinggalkan wanita ini. Segera aku melaju. Ku lewati tubuhnya yang terkapar tak sadar. Ku lihat wajahnya, ada yang mengusik di benakku, aku terlonjak. Kakiku tanpa ku sadari menginjak keras pedal rem, mobilku berhenti mendadak. Aku bergerak, keluar dari mobil, mengangkat tubuhnya, meletakkanya di bangku belakang, dan sekarang berada di rumah sakit. Aku termenung di sampingnya yang masih belum juga sadar. “Apa yang kulakukan? apakah aku mengasihaninya?”. Ku pandang wajah gadis berjilbab itu, jilbabnya masih menutup rambutnya. Aku melarang perawat untuk membukanya karena aku sadar ia beragama Islam yang sangat menghargai jilbab dan auratnya. Tadi dokter memberitahuku bahwa ia tidak terluka parah, ia hanya mengalami kejutan pada jantungnya.
Dua hari aku berada di rumah sakit, dua hari aku sudah absen dari pekerjaanku. Ini tidak masuk akal. Sudah dua hari ini juga aku bersama keluarganya, gadis itu bernama Ainy. Dua hari ia juga belum sadar. Ku lihat wajah ibunya yang begitu sedih, dan ku tahu tadi malam ia tidak tidur, ku tahu ia bertahajjud. Sedangkan aku hanya melihat, aku ingin berdo’a, tetapi aku malu, aku tak pernah melakukannya. Siang itu aku diajak sholat oleh adiknya, Bahrum yang baru berumur 7 tahun, Ainy dan adiknya sudah lama ditinggal ayah, ayah meerka meninggal 6 tahun yang lalu. Sholat, aku tergagap. Sudah 9 tahun aku tak pernah lagi sholat. Seakan dihipnotis ku ikuti langkah kecilnya. Tiba-tiba ia berbelok ke arah kamar mandi, spontan aku bertanya, “mau kemana?”, “mau berwudhu’”, jawabnya. “Oh iya”, jawabku tersadar. Aku baru ingat sholat harus dengan wudhu’. Hari itu aku sholat dzhuhur, selesai sholat kami keluar dari mushola kecil itu. “Bang, sudah berdo’a untuk kakak?”, tanyanya. “Sudah”, jawabku berbohong. Ia tersenyum kemudian berjalan di depanku. Tak kusadari hatiku berkata “Ya Allah, Ya Tuhan, Siapa Pun Engkau, Yang bisa menjawab do’a, kabulkan do’aku, sadarkan Ainy dari pingsannya, aku memohon”. Aku sudah berdo’a.
Hanya berselang 2 detik dari doa’ku, Bahrum memanggilku “Bang, Kakak sudah siuman”. Aku masuk ke ruangan itu, ada perasaan senang yang tak dapat ku gambarkan dalam hatiku. “Inilah orang yang membawamu ke rumah sakit, dia yang menyelamatkan dan membiayai perawatanmu, Ainy” Ibunya berkata “terima kasih, Bang”, kata Ainy pelan. “Iya” aku tertunduk merasa bersalah, karena aku membohongi mereka, aku tidak mengaku bahwa aku telah menabraknya. Aku mengaku penolongnya. Dasar aku yang biadab.
Empat hari bersama Ainy dan keluarganya membuatku lupa akan segalanya. Lupa pekerjaan, karir, ambisi, bahkan ego-ku. Aku merasa senang berada di samping Ainy, aku tak ingin melihat ia bersedih, aku tak rela melihat ia sakit dan terluka. Rumahku sekarang adalah rumah sakit di mana Ainy dirawat. Tak pernah lagi aku pulang ke rumah mewahku. Tadi malam sewaktu ia tidur, aku melihat wajahnya sangat lama. Meski pun aku melihatnya dari luar jendela kamar. Wajahnya memberiku kedamaian. Mungkin aku mencintainya, kalau ini yang disebut cinta. Ku katakan dalam hatiku bahwa aku akan lakukan apa pun untuk membuatnya bahagia, benar aku jujur kali ini.
Hari kelima, Ainy memanggilku. Hanya aku dan dia dalam ruangan itu. Bahrum dan ibunya belum datang. Senyumannya membuatku membeku, aku menunduk, kesombonganku hancur, aku tergugup. Aku yang seorang direktur berdiri kaku seperti anak kecil di hadapan Ainy. “Duduklah, Bang”. Aku langsung duduk tanpa menolak, karena kurasakan kakiku tak mampu menahan tubuhku di hadapan Ainy. “Ainy ingin berterima kasih, abang telah menyelamatkan Ainy”, sejurus kemudian ia terdiam. Aku pun tak berkata apa pun, aku telah takluk di hadapannya. “Sekarang Ainy akan pulang, tolong sampaikan salam dan maaf Ainy pada Ibu dan Bahrum”. Kemudian ia mengucap kalimah tauhid, lalu memejamkan matanya. Suasana jadi sangat lengang, jernih tapi membingungkan. Aku terdiam, sedih, marah, tak rela, panik, aku ingin menjerit. Segera tanganku memencet bel memanggil perawat. Aku berteriak “selamatkan dia, cepat!”. Dokter berkata “dia sudah pergi”. Aku menjerit di ruangan itu. Mereka meninggalkanku dengan mayat Ainy di hadapanku. Aku menangis, benar aku menangis. Ada air mata yang menetes di pipiku.
Kuselesaikan semua urusan rumah sakit, ku tinggalkan Bahrum dan ibunya yang masih bersedih. Ku pacu kencang mobilku tanpa tujuan. Kemudian aku berhenti di sebuah warung . Badanku letih, mataku perih, otak tak lagi dapat berpikir, aku limbung, aku pasrah. Seseorang dengan senyuman lembut menghampiriku “saya Ahmed, apa yang kau inginkan?” ia bertanya. “Aku ingin pergi” jawabku sekenanya. Aku tak tahu kenapa aku menjawab pertanyaannya. “Ikutlah dengan ku ke Palestina”, katanya. “Baiklah”, jawabku cepat.

á á á á á á á á á á á á á á  á   â â â â â ââ â â â â â â â â â

“Azan sudah berkumandang, Engkau menangis saudaraku?” Abbas menegurku. Aku tersentak, kemudian aku mengangguk, ku hapus air mata di pipiku, meski pun aku ingin terus menangis. Waktu maghrib telah tiba. Ku ayunkan langkahku menuju musholla, berdiri di barisan pertama, di antara saudara-saudara mujahidin menghadap Allah yang sangat kucintai. Ku lantunkan do’a untuk Ainy dalam sholatku, untuk Bahrum dan ibunya, untuk seluruh saudaraku di penjuru dunia. Ba’da Isya nanti aku harus mengajarkan saudara-saudaraku cara merakit bom, kami ingin syahid esok dalam cinta dan pelukan Allah di bumi jihad ini. Bumi jihad Palestina.

Tes Kepribadian ala Dalai Lama

Dijamin tidak ngerjain.
Anda akan menemukan diri Anda sendiri : sebel, lucu, penasaran, pas banget!
Dalai Lama berkata, "Bacalah dan lihat apakah ini sesuai untukmu."
Sangat menarik. Hanya empat pertanyaan dan jawabannya akan mengejutkan!
Jangan curang dengan mengintip terlebih dahulu jawabannya.
Otak kita itu seperti parasut.
Bekerja dengan baik jika dalam keadaan terbuka. Sangat menyenangkan untuk dilakukan, tapi Anda harus mengikuti instruksinya secara perlahan-lahan.
Ucapkan keinginan Anda sebelum memulai tes!

Perhatian !!!

Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan pilihan hati Anda sendiri.
Hanya terdapat 4 pertanyaan dan jika Anda mengintip semua sebelum Anda menyelesaikannya, Anda tidak akan mendapat jawaban yang jujur mengenai diri Anda.
Arahkan ke bawah secara perlahan, jawablah semua tes secara berurutan dan jujur.
Jangan mengintip pertanyaan nomor berikutnya jika belum menjawab jawaban yang di atasnya.
Gunakan pensil dan kertas untuk menulis jawaban Anda!
Anda akan memerlukannya pada saat ingin mengetahui jawaban yang jujur tentang Anda.
Semua jawaban akan menceritakan banyak hal tentang Anda sendiri.
Jangan takut, ini hanya tes personality Dalai Lama ... :))

PERSONALITY TES : 

Ingat tulis jawabannya dengan pensil dan kertas yang sudah Anda sediakan.

Pertanyaan #1

Urutkan lima hewan di bawah ini yang menurut Anda bisa mewakili diri Anda (semua harus dipilih namun diurut berdasarkan prioritas pilihan).
a. Sapi/Cow
b. Macan/Tiger
c. Kambing/Sheep
d. Kuda/Horse
e. Babi/Pig

Pertanyaan #2

Tuliskan kalimat yang menjelaskan tentang hal dibawah ini menurut  Anda
(Contoh Hujan -- Kalimat yang ada dibenak saya adalah: Menyegarkan dan penuh berkah)
1.Anjing/Dog
2.Kucing/Cat
3.Tikus/Rat
4.Kopi/Coffe
5.Laut/Sea
Pertanyaan #3

Pikirkan seseorang yang juga mengenal Anda dan memiliki arti penting buat Anda. Dimana Anda bisa menghubungkannya dengan warna di bawah ini.
Jika mendengar warna di bawah ini, siapa orang yang langsung teringat bagi Anda

(Jangan mengulang jawabannya, jawaban pertama Anda adalah yang digunakan).
Masing-masing warna dijawab hanya dengan menyebut satu nama orang atau teman dekat yang memiliki arti.

1. Kuning/Yellow
2. Orange
3. Merah/Red
4. Putih/White
5. Hijau/Green

Pertanyaan #4
Selanjutnya Tuliskan Angka favorit Anda dan hari favorit Anda.
Ucapkan keinginan yang benar-benar Anda inginkan!
Lihat jawaban dari pertanyaan Anda di bawah ini.
(Sebelumnya ucapkan sekali lagi keinginan Anda)

JAWABAN
Pertanyaan # 1:

Hal ini akan menjawab prioritas hidup Anda, mana yang diutamakan :
Sapi/Cow berarti Karir
Macan/tiger berarti Harga Diri
Kambing/Sheep berarti Cinta
Kuda/Horse berarti Keluarga
Babi/Pig berarti Uang/Kekayaan

Pertanyaan #2 :

Deskripsi Anda tentang Anjing/Dog merupakan gambaran DIRI Anda SENDIRI
Deskripsi Anda tentang Kucing/Cat merupakan gambaran Sifat Pasangan Anda
Deskripsi Anda tentang Tikus/Rat merupakan gambaran Sifat Musuh Anda
Deskripsi Anda tentang Kopi/Coffe merupakan jawaban Anda jika ditanya Makna Seks
Deskripsi Anda tentang Laut/Sea merupakan gambaran kehidupan diri Anda sendiri

Pertanyaan #3 :

Kuning/Yellow adalah seseorang yang tidak akan pernah Anda lupakan.
Orange adalah seseorang yang Anda anggap sebagai sahabat sejati Anda.
Merah/Red adalah seseorang yang sangat Anda cintai!
Putih/White adalah Seseorang yang hatinya merupakan kembaran hati Anda Your Twin Soul
Hijau/Green adalah seseorang yang akan kamu ingat untuk selama-lamanya.

Pertanyaan #4 :

Keinginanmu akan tercapai pada hari favorit anda. 
Ini yang Dalai lama telah katakan tentang Abad Milennium.
Sisihkan sedikit waktu Anda untuk membaca dan menghayatinya.
Jangan buang mesagge ini. Mantra akan keluar dari tangan Anda dalam 96 jam kemudian.
Anda akan mendapati sesuatu kejutan yang sangat menyenangkan.
Ini jujur, bahkan jika Anda bukan seorang paranormal.

Tolong lakukan. Ini sangat menarik

TERUSKAN E-MAIL INI PALING SEDIKIT KE 5 ORANG DAN HIDUPMU AKAN BERUBAH BAIK

0 - 4        orang --                Kehidupanmu akan sedikit membaik
5 - 9        orang --                Kehidupanmu akan membaik sesuai keinginanmu
9 - 14      orang --                Kehidupanmu akan menemukan paling sedikit kejutan                                                  menyenangkan dalam 3 minggu kedepan
> 15        orang --                Kehidupanmu akan membaik secara drastis.

Selamat Mencoba ..... :-)

Kedudukan niat dalam amal

Oleh: Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh
Diterjemahkan dengan beberapa penyesuaian oleh Abu Umair Muhammad Al Makasari (Alumni Ma’had Ilmi)
Murojaah: Ust. Aris Munandar

بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين، نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ يَقُوْلُ: إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسْولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُّنيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهٍجُرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
“Dari Amirul Mukminin, Umar bin Khatthab radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: Sesungguhnya seluruh amalan itu bergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan apa yang diniatkannya. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya menuju keridhaan Allah dan rasul-Nya. Barang siapa yang berhijrah karena mencari dunia atau karena ingin menikahi seorang wanita, maka hijrahnya tersebut kepada apa yang dia tuju.” (HR. Bukhari no. 1, Muslim no. 155, 1907)

Kedudukan Hadits

Hadits ini begitu agung hingga sebagian ulama salaf mengatakan, “Hendaknya hadits ini dicantumkan di permulaan kitab-kitab yang membahas ilmu syar’i.” Oleh karena itu Imam Al Bukhari memulai kitab Shahih-nya dengan mencantumkan hadits ini. Imam Ahmad berkata, “Poros agama Islam terletak pada 3 hadits, yaitu hadits Umar إنما الأعمال بالنيات, hadits ‘Aisyah من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد, dan hadits An Nu’man bin Basyir الحلال بين والحرام بين.” Perkataan beliau ini memiliki maksud, yaitu bahwasanya amalan seorang mukallaf berkisar antara melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan. Dua hal ini termasuk dalam perkara halal atau haram, selain itu terdapat jenis ketiga yaitu perkara syubhat yang belum diketahui secara jelas hukumnya, dan ketiga perkara ini terdapat dalam hadits An Nu’man bin Basyir. Dan telah diketahui bersama, seorang yang hendak mengamalkan sesuatu, baik melaksanakan suatu perintah atau meninggalkan larangan harus dilandasi dengan niat agar amalan tersebut benar. Maka nilai suatu amal bergantung kepada adanya niat yang menentukan amalan tersebut apakah benar dan diterima. Dan segala perkara yang diwajibkan atau dianjurkan Allah ‘Azza wa Jalla harus diukur dengan timbangan yang pasti sehingga amalan itu sah dan hal ini ditentukan oleh hadits ‘Aisyah di atas.
Sehingga hadits ini senantiasa dibutuhkan di setiap perkara, di saat melaksanakan perintah, meninggalkan larangan dan ketika berhadapan dengan perkara syubhat. Berdasarkan hal itu, kedudukan hadits ini begitu agung, karena seorang mukallaf senantiasa membutuhkan niat, baik dalam melaksanakan perintah dan meninggalkan perkara yang haram atau syubhat. Semua perbuatan tersebut itu tidak akan bernilai kecuali diniatkan untuk mencari wajah Allah Jalla wa ‘Alaa.
Tafsiran Ulama Mengenai “Sesungguhnya Seluruh Amalan Itu Bergantung Pada Niatnya”
Terdapat beberapa lafadz dalam sabda beliau إنما الأعمال بالنيات terkadang lafadz النية dan العمل disebutkan dalam bentuk tunggal atau jamak walaupun demikian kedua bentuk tersebut memiliki makna yang sama, karena lafadz العمل dan النية dalam bentuk tunggal mencakup seluruh jenis amalan dan niat.
Di dalam sabda beliau [Sesungguhnya seluruh amalan itu bergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan apa yang diniatkannya] terkandung pembatasan. Karena lafadz “innama” merupakan salah satu lafadz pembatas seperti yang dijelaskan oleh ahli bahasa. Pembatasan tersebut mengharuskan setiap amalan dilandasi dengan niat, Terdapat beberapa pendapat mengenai maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam إنما الأعمال بالنيات.
Pendapat pertama, mengatakan sesungguhnya maksud dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam إنما الأعمال بالنيات yaitu keabsahan dan diterimanya suatu amalan adalah karena niat yang melandasinya, sehingga sabda beliau ini berkaitan dengan keabsahan suatu amalan dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selanjutnya وإنما لكل امرئ ما نوى maksudnya adalah seseorang akan mendapatkan ganjaran dari amalan yang dia kerjakan sesuai dengan niat yang melandasi amalnya.
Pendapat kedua mengatakan bahwa sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam إنما الأعمال بالنيات menerangkan bahwa sebab terjadi suatu amalan adalah dengan niat, karena segala amalan yang dilakukan seseorang mesti dilandasi dengan keinginan dan maksud untuk beramal, dan itulah niat. Maka faktor pendorong terwujudnya suatu amalan, baik amalan yang baik maupun yang buruk adalah keinginan hati untuk melakukan amalan tersebut. Apabila hati ingin melakukan suatu amalan dan kemampuan untuk melakukannya ada, maka amalan tersebut akan terlaksana. Sehingga maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam إنما الأعمال بالنيات adalah amalan akan terwujud dan terlaksana dengan sebab adanya niat, yaitu keinginan hati untuk melakukan amalan tersebut. Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam وإنما لكل امرئ ما نوى memiliki kandungan bahwa ganjaran pahala akan diperoleh oleh seseorang apabila niatnya benar, apabila niatnya benar maka amalan tersebut merupakan amalan yang shalih.
Pendapat yang kuat adalah pendapat pertama, karena niat berfungsi mengesahkan suatu amalan dan sabda beliau [Sesungguhnya seluruh amalan itu bergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan apa yang diniatkannya] adalah penjelasan terhadap perkara-perkara yang dituntut oleh syari’at bukan sebagai penjelas terhadap seluruh perkara-perkara yang terjadi.
Kesimpulannya, pendapat terkuat dari dua tafsiran ulama di atas mengenai maksud dari sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam [Sesungguhnya seluruh amalan itu bergantung pada niatnya] adalah keabsahan amalan ditentukan oleh niat dan setiap orang mendapatkan ganjaran dan pahala sesuai dengan apa yang diniatkan.

Definisi Amal
الأعمال adalah bentuk jamak dari العمل, yaitu segala sesuatu yang dilakukan seorang mukallaf dan ucapan termasuk dalam definisi ini. Yang perlu diperhatikan maksud amal dalam hadits tersebut tidak terbatas pada ucapan, perbuatan atau keyakinan semata, namun lafadz الأعمال dalam hadits di atas adalah segala sesuatu yang dilakukan mukallaf berupa perkataan, perbuatan, ucapan hati, amalan hati, perkataan lisan dan amalan anggota tubuh. Maka seluruh perkara yang berkaitan dengan iman termasuk dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam [Sesungguhnya seluruh amalan itu bergantung pada niatnya] karena iman terdiri dari ucapan (baik ucapan lisan maupun ucapan hati) dan amalan (baik amalan hati dan amalan anggota tubuh). Maka seluruh perbuatan mukallaf tercakup dalam sabda beliau di atas.
Namun keumuman lafadz الأعمال dalam hadits ini tidaklah mutlak, karena yang dimaksud dalam hadits tersebut hanya sebagian amal saja, tidak mutlak walaupun lafadznya umum. Hal ini dapat diketahui bagi mereka yang telah mempelajari ilmu ushul. Karena segala amalan yang tidak dipersyaratkan niat untuk mengerjakannya tidaklah termasuk dalam sabda beliau [Sesungguhnya seluruh amalan itu bergantung pada niatnya], seperti meninggalkan keharaman, mengembalikan hak-hak orang yang dizhalimi, menghilangkan najis dan yang semisalnya.
Permasalahan Niat
Jika niat adalah keinginan dan kehendak hati, maka niat tidak boleh diucapkan dengan lisan karena tempatnya adalah di hati karena seseorang berkeinginan atau berkehendak di dalam hatinya untuk melakukan sesuatu. Maka amalan yang dimaksud dalam hadits ini adalah amalan yang dilandasi dengan keinginan dan kehendak hati, atau dengan kata lain amalan yang disertai pengharapan untuk mendapatkan wajah Allah. Oleh karena itu makna niat ditunjukkan dengan lafadz yang berbeda-beda. Terkadang dengan lafadz الإرادة dan terkadang dengan lafadz الابتغاء atau lafadz lain yang semisalnya.
Seperti firman Allah,
لِلَّذِينَ يُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari wajah Allah; dan mereka Itulah orang-orang beruntung.” (QS. Ar Ruum: 38)
وَلا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِنْ شَيْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki wajah-Nya.” (QS. Al An’am: 52)
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya.” (QS. Al Kahfi: 28)
Atau firman Allah yang semisal dengan itu seperti,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
“Barang siapa yang menghendaki Keuntungan di akhirat akan Kami tambah Keuntungan itu baginya.” (QS. Asy Syuura: 20)
Atau dengan lafadz الابتغاء seperti firman Allah,
لا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا (١١٤)
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An Nisaa’: 114)
إِلا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الأعْلَى
“Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha tinggi.” (QS. Al Lail: 20)
Sehingga lafadz niat dalam nash-nash Al Quran dan Sunnah terkadang ditunjukkan dengan lafadz الإرادة, lafadz الإبتغاء atau lafadz الإسلام yang bermakna ketundukan hati dan wajah kepada Allah.
Makna Niat
Lafadz niat yang tercantum dalam firman Allah ‘azza wa jalla atau yang digunakan dalam syariat mengandung dua makna. Pertama, niat yang berkaitan dengan ibadah itu sendiri dan yang kedua bermakna niat yang berkaitan dengan Zat yang disembah (objek/sasaran peribadatan). Maka niat itu ada dua jenis:
Pertama, niat yang berkaitan dengan ibadah itu sendiri. Niat dengan pengertian semacam ini sering digunakan ahli fikih dalam pembahasan hukum-hukum ibadah yaitu ketika mereka menyebutkan syarat-syarat suatu ibadah, semisal perkataan mereka “Syarat pertama dari ibadah ini adalah adanya niat” Niat dalam perkataan mereka tersebut adalah niat dengan makna yang pertama, yaitu niat yang berkaitan dengan zat ibadah itu sendiri sehingga dapat dibedakan dengan ibadah yang lain.
Jenis yang kedua, adalah niat yang berkaitan dengan Zat yang disembah (objek/sasaran peribadatan) atau sering dinamakan dengan الإخلاص, yaitu memurnikan hati, niat dan amal hanya kepada Allah ‘azza wa jalla.
Kedua makna niat di atas tercakup dalam hadits ini. Maka maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam إنما الأعمال بالنيات adalah sesungguhnya keabsahan suatu ibadah ditentukan oleh niat, yaitu niat yang membedakan ibadah tersebut dengan yang lain dan niat yang bermakna mengikhlaskan peribadatan hanya kepada Allah. Sehingga tidak tepat pendapat yang mengatakan bahwa niat yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah niat yang bermakna ikhlas saja atau pendapat yang mengatakan ikhlas tidak termasuk dalam perkataan ahli fikih ketika membahas permasalahan niat.

BAGI BAGI INFO: KHULU’

BAGI BAGI INFO: KHULU’: "A. Pengertian Khulu’Kata khulu' berasal dari basaha arab yaitu : الخلع بفتح الخاء مصدر خلع كقطع, يقال : خلع الرجل ثوبه ..."

KHULU’




A.    Pengertian Khulu’
Kata khulu' berasal dari basaha arab yaitu :
الخلع بفتح الخاء مصدر خلع كقطع, يقال : خلع الرجل ثوبه [1]
"khuluk dengan berbaris fatah pada huruf ( الخاء ) yang berarti melepas atau memotong, dikatakan : seorang pemuda melepas pakaiannya".
Karena wanita adalah pakaian bagi laki-laki, begitupun sebaliknya. Seperti yang di nyatakan dalam surat Al-baqarah: 187
£`èd Ó¨$t6Ï9 öNä3©9 öNçFRr&ur Ó¨$t6Ï9 £`ßg©9 3
"mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka."
Sedangkan menurut istilah didalam kitan Al-Fiqh 'Ala Mazahibil Arba'ah di katakana sebagai berikut :
Menurut Hanafiah :
الخلع هو إزالة ملك النكاح المتوقفة على قبول المرأة بلفظ الخلع [2]
"Khulu' adalah menghapus atau menghilangkan ikatan perkawinan atas permintaan isteri dengan lafaz khulu'"
Menurut Malikiyah :
الخلع شرعا هو الطلاق بعوض
" Khulu' menurut syara' ialah melakukan thalaq dengan uang"
Menurut Hanabilah :
الخلع هو فراق الزوج امرأته بعوض يأخذه الزوج من امرأته
" Khulu' ialah perpisahan seorang suami dengan isterinya dengan uang bayaran yang di ambil atau terima oleh suami dari isterinya"
Menurut Syafi'iyah :
الخلع شرعا هو اللفظ الدال على الفراق بين الزوجين بعوض
" Khulu' menurut sayara' ialah lafaz yang menunjukkan perpisahan antara suami dan isteri dengan uang tebusan"
Talak Khulu’ atau Talak Tebus ialah bentuk perceraian atas persetujuan suami-isteri dengan jatuhnya talak satu dari suami kepada isteri yang menginginkan cerai dengan khulu’ tersebut. Khulu’ adalah thalak yang dijatuhkan oleh suami dengan disertai pemberian sesuatu dari pihak istri kepada suaminya (Thalak tebus). Jadi khulu’ itu adalah perceraian atas desakan dari pihak istri.
Adanya kemungkinan bercerai dengan jalan khuluk ini ialah untuk mengimbangi hak talak yang ada pada suami. Dengan khuluk ini isteri dapat mengambil inisiatif untuk memutuskan hubungan perkawinan dengan cara penebusan. Sama dengan hak yang diberikan kepada suami untuk menceraikan istrinya, maka istri juga dapat menuntut cerai kalau ada cukup alasan untuknya. Jika suami melakukan kekejaman, maka istri dapat meminta Khulu’.
Hal ini tergambar jelas dalam surat An-Nisa : 128 
ÈbÎ)ur îor&zöD$# ôMsù%s{ .`ÏB $ygÎ=÷èt/ #·qà±çR ÷rr& $ZÊ#{ôãÎ) Ÿxsù yy$oYã_ !$yJÍköŽn=tæ br& $ysÎ=óÁム$yJæhuZ÷t/ $[sù=ß¹ 4 ßxù=Á9$#ur ׎öyz 3 ÏNuŽÅØômé&ur Ú[àÿRF{$# £x±9$# 4 bÎ)ur (#qãZÅ¡ósè? (#qà)­Gs?ur  cÎ*sù ©!$# šc%x. $yJÎ/ šcqè=yJ÷ès? #ZŽÎ6yz 
“Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyus (kekejaman) atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan bila kamu menggauli istrimu dengan baik dan memelihara dirimu, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Namun, khulu’ yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist seperti yang diungkap Syaikh Rahimahullah adalah: seorang wanita yang membenci suaminya dan meminta cerai, lalu ia mengembalikan mahar atau sebagiannya sebagai tebusan atas dirinya, seperti uang tebusan bagi tawanan. Tapi jika keduanya saling menginginkan, sesungguhnya khulu’ yang seperti itulah yang terdapat dalam ajaran Islam.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa khulu’ adalah: permintaan cerai dari seorang istri pada suaminya karena beberapa sebab, dengan cara istri tersebut mengembalikan mahar yang diterimanya ketika menikah dulu dalam bentuk uang atau barang berharga lain yang senilai dengan mahar yang diterimanya dulu atau sebagiannya saja sesuai keinginan suaminya.
B.     Hukum Khulu’
Ada beberapa pendapat ulama tentang hukum khulu’, diantaranya:
Mubah (Boleh) Dasar ulama membolehkan Khulu’, seperti yang terdapat dalam Q.S Al-Baqarah : 229
ß,»n=©Ü9$# Èb$s?§sD ( 88$|¡øBÎ*sù >$rá÷èoÿÏ3 ÷rr& 7xƒÎŽô£s? 9`»|¡ômÎ*Î/ 3 Ÿwur @Ïts öNà6s9 br& (#räè{ù's? !$£JÏB £`èdqßJçF÷s?#uä $º«øx© HwÎ) br& !$sù$sƒs žwr& $yJŠÉ)ムyŠrßãm «!$#
“Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami-istri) tidak menjalakanhukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentag bayaran yag diberikan isteri untuk menebus dosanya…”
C.     Alasan Isteri Meminta Khulu’
Perlakuan menyakitkan yang biasa diterima istri Suami tidak memenuhi kewajiban-kewajiban yang terdapat dalam sebuah pernikahan Suami memiliki penyakit ingatan Ketidak mampuan seorang suami yang tidak bisa disembuhkan Suami pindah tempat tinggal tanpa memberitahu istrinya Sebab-sebab lain yang menurut hakim bisa menyebabkan perceraian.

D.    Karakteristik Khulu’
Suami yang menceraikan adalah seorang yang telah akil, baligh, dan bisa berbuat sesuai kehendaknya sendiri Istri yang di khulu’ adalah seorang yang telah diceraikan suaminya tapi masih dalam keadaan iddah raj’iyi . Adanya uang ganti dalam bentuk suatu yang berharga dan nilainya sebanding dengan mahar yang diterima istri ketika akad nikah. Ganti ini bisa diberikan oleh istri atau pihak ketiga atas persetujuan suamu-istri
Shighat atau ucapan cerai yang disampaikan oleh suami yang dalam ungkapan itu dinyatakan “uang ganti” atau “’iwadh”. Tanpa menyebutkan uang ganti, itu artinya sama dengan talak biasa.

E.     Syarat-Syarat Sahnya Khulu’
Perceraian dengan khuluk itu harus dilaksanakan dengan kerelaan dan persetujuan suami-isteri. Besar kecilnya uang tebusan harus ditentukan dengan persetujuan bersama antara suami isteri. Diriwayatkan dalam sebuah Hadist, yang artinya: “Seorang wanita menghadap pada Nabi SAW dan berkata: “Aku benci pada suamiku dan ingin berpisah dengannya”. Nabi SAW bertanya: “Sudikah engkau mengembalikan kebun yang telah ia berikan sebagai mahar bagimu?”. Dia menjawab: “Ya, bahkan lebih dari itu (kalau perlu)”. Maka Nabi SAW menjawab: “Adapun yang selebihnya tak usah”. (H.R. Baihaqi)
Penebusan atau pengganti yang diberikan istri pada suaminya disebut Badl  atau Iwald. Jika tidak ada persetujuan antara keduanya mengenai jumlah uang penebus, maka Hakim Pengadilan Agama dapat menentukan jumlah uang tebusan tersebut. Penetapan Hakim Pengadilan Agama hanya berupa jumlah harta tebusan bukan mengenai jadi atau tidaknya perceraian. Karena Khulu’ itu berupa keputusan dari perbuatan suami-istri tersebut.
F.      Akibat Adanya Hukum Khulu’
Adanya tebusan yang harus dikeluarkan oleh isterinya berupa benda, bisa maskawin, bisa benda yang lebih murah dari maskawin, atau yang lebih mahal tergantung pada kesepakatan suami. Talak tebus ini boleh dilakukan baik dalam keadaan suci maupun dalam keadaan haid, karena talak ini terjadi karena kehendak dan kemauan isteri. Adanya kemauan ini menunjukkan bahwa ia rela walaupun menyebabkan iddahnya jadi panjang.
Perceraian yang dilakukan dengan talak tebus ini berakibat jatuhnya “talak bain sugro” yakni bekas suami tidak dapat rujuk lagi, dan tidak boleh menambah talak sewaktu iddah, hanya diperbolehkan menikah kembali dengan akad baru.
Talak tebus tidak boleh atas kehendak suami atau tekanan suami. Karena hal ini berarti paksaan kepada isteri untuk mengorbankan hartanya guna keuntungan suami dan kalau suami yang ingin bercerai atau suami benci kepada isterinya, dia dapat bertindak dengan cerai talak, sebab talak itu ada dalam kekuasaannya.
 Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa : 20
÷bÎ)ur ãN?Šur& tA#yö7ÏGó$# 8l÷ry šc%x6¨B 8l÷ry óOçF÷s?#uäur £`ßg1y÷nÎ) #Y$sÜZÏ% Ÿxsù (#räè{ù's? çm÷ZÏB $º«øx© 4 ¼çmtRrääzù's?r& $YY»tGôgç/ $VJøOÎ)ur $YYÎ6B ÇËÉÈ  
"Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain,sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata ?"
Ada beberapa pendapat ulama tentang akibat khulu’ ini. Menurut mazhab Imam Ahmad, khulu’ adalah memutuskan pernikahan dan bukan termasuk thalaq tiga. Kalau suami mengkhulu’ istrinya sampai 10 kali, maka ia masih bisa menikahi istrinya lagi dengan akad yang baru sebelum dinikahi oleh orang lain. Hal ini sesuai dengan perkataan para ahli hadist seperti: Ishak bin Rahawiyah, Abi Tsaur, Daud, Ibnu Munzir, dan Ibnu Khuzaimah.
Namun demikian, ada juga pendapat ulama yang mengataka bahwa khulu’ termasuk pada thalak bain Sughra.

G.    Pertimbangan Dan Iddah Bagi Khulu’
Menurut sebagian besar kaum muslimin, masa iddah istri dalam kasus khulu’ sama dengan perceraian biasa. Tapi ada juga perbedaan pendapat tentang hal ini.
Menurut Abu Daud, Tarmidzi, dan Ibnu Majah Mereka telah meriwayatkan hadist yang menyatakan bahwa Nabi SAW menetapkan hanya 1 (satu) bulan saja masa iddah bagi istri setelah perceraian itu. Dan khalifah Usman telah memutuskan suatu perkara Khulu’ sesuai dengan ketetapan ini.
Menurut Mazhab Maliki Khulu’ tidak dibatasi dengan ucapan perkataan apapun. Ibnu ‘Arabi dalam karyaya “Ahkan Al-Quran” telah menyebutkan bahwa Imam Malik telah menetapkan “Mubara’ah yang berarti Khulu’ “melepaskan diri” dengan memberikan pembayaran sebelum perkawianan itu purna (mereka belum bercampur), sedangkan istilah khulu’ dipergunakan setelah bergaul.
Menurut Imam Ahmad Iddah bagi wanita yang di khulu’ adalah cukup dengan sekali bersuci dari haid karena khulu’ bukanlah thalak ba’in sughra (Thalak tiga). Hal ini sesuai dengan perkataan khalifah Usman yang mengatakan bahwa wanita yang melakukan khulu’, cukup dengan bersih dari haid. Pendapat ini juga dipegang oleh para sahabat, Mazhab Ishak, Imam Mundzir, dan yang lainnya. 
Setelah perceraian karena khulu’ ditetapkan, maka suami kehilangan hak untuk rujuk (bersatu lagi) karena ia telah ditebus oleh istrinya. Namun mereka diperbolehkan menikah lagi dengan kesepakatan bersama dan akad baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa khulu’ bukanlah thalak bain sughra atau thalak tiga karena khulu’ masih membolehkan menikah kembali tanpa harus menunggu istrinya yang terdahulu diniikahi oleh laki-laki lain. Sedangkan thalak tiga, seorang suami boleh menikahi istrinya setelah istrinya tersebut menikah dengan laki-laki lain.

H.    Khulu’ Seorang Wanita Yang Sedang Sekarat
Jika seorang wanita yang sedang sakit akan mati/sekarat (Maradh Al-Maut) meminta khulu’ lalu ia meninggal dalam masa iddahnya, maka khulu’ tetap berlalu sah.
Menurut Mazhab Hanafi :  Suami akan kehilangan hak untuk menerima apapun , kecuali 3 hal berikut:
a)      Jumlah imbalan yang disepakati karena khulu’
b)      1/3 harta waris setelah hutang-hutangnya dilunasi
c)      Hartanya sendiri dari warisan peninggalan (istri) Menurut Ibnu Rusyd Ulama Mazhab Maliki telah meriwayatkan dari Ibn Nafi dari Imam Malik bahwa pada waktu sekarat, suami hanya sah menerima bagiannya 1/3 (Tsulust).
Mazhab Syafi’I juga sependapat dengan sahnya khulu’ pada saat sekarat dan suami terdahulu hanya akan menerima “Maha Al-Mitsil” atau sepertiga dari peninggalan almarhum. Hambali dan Maliki sependapat dengan hal ini.

I.       Khulu’ Yang Diminta Oleh Orang Lain
Menurut Mazhab Hambali : Khulu’ yang diminta oleh orang lain selain istri dianggap tidak sah. Tapi sah menurut Mazhab Hanafi, Maliki, dan Syafi’i.
Menurut Mazhab Syafi’I Tak ada perbedaan apakah khulu’ itu diminta oleh ayah, wali wanita, atau orang asing sekalipun.
Menurut Mazhab Maliki : Khulu’ yang diminta oleh anak-anak, atau wanita yang sakit ingatan tidak sah. Namun bila ayah yang meminta atas nama anak perempuannya yang masih kecil atau sakit ingatan, maka khulu’ itu akan sah baik tebusannya dari harta si ayah atau dari milik putrinya, juga apakah harta itu diperoleh dengan persetujuan ataukah tanpa persetujuan anaknya
Menurut Mazhab Hanafi : Khulu’ yang diminta oleh seorang wanita yang sakit atau masih anak-anak, belum “Mumayyiz”, adalah tertolak/ tidak sah. Sedangkan baik ayah atau orang asing hanya dapat memintakan khulu’ dengan seizin wanita tersebut.
Dalam “Al-Muhalla” . Khulu’ yang diminta oleh ayah (si wanita) tertolak. Begitu juga, tak seorangpun yang diperkenankan meminta khulu’ atas nama seseorang wanita yang sakit ingatan, berubah akalnya atau seorang perempuan yang masih kecil, tak peduli apakah dia ayahnya, penguasa atau siapapun.

J.       Saat Ketika Khulu’ Bisa Dituntut
Khulu’ hanya bisa diminta dalam keadaan yang luar bisa dan tidak bisa pada saat yang lemah. Seperti sabda Nabi SAW yang artinya: “wanita manapun yang meminta cerai dari suaminya tanpa alasan maka diharamkan baginya semerbak surgawi”. (As-Syaukani, dalam Fath Al-Qadir). Khulu’ boleh diminta dalam keadaan suci maupun haid.
Peringatan Keras Bagi Para Suami Agar Tidak Mempersulit Isterinya
Manakala seorang suami tidak senang kepada isterinya dan benci kepadanya karena suatu hal, maka hendaklah mentalaknya dengan cara yang ma’ruf sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT. Ia tidak boleh manahannya dan mempersulitnya untuk menebus dirinya sendiri. Allah SWT berfirman, Q.S . Al-Baqarah : 231
#sŒÎ)ur ãLäêø)¯=sÛ uä!$|¡ÏiY9$# z`øón=t6sù £`ßgn=y_r&  Æèdqä3Å¡øBr'sù >$rá÷èoÿÏ3 ÷rr& £`èdqãmÎhŽ|  7$rã÷èoÿÏ3 4 Ÿwur £`èdqä3Å¡÷IäC #Y#uŽÅÑ (#rßtF÷ètGÏj9 4 `tBur ö@yèøÿtƒ y7Ï9ºsŒ ôs)sù zOn=sß ¼çm|¡øÿtR 4 Ÿwur (#ÿräÏ­Fs? ÏM»tƒ#uä «!$# #Yrâèd 4 (#rãä.øŒ$#ur |MyJ÷èÏR «!$# öNä3øn=tæ !$tBur tAtRr& Nä3øn=tæ z`ÏiB É=»tGÅ3ø9$# ÏpyJõ3Åsø9$#ur /ä3ÝàÏètƒ ¾ÏmÎ/ 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# (#þqãKn=ôã$#ur ¨br& ©!$# Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ 
 ”Dan apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian maka sungguh ia telah berbuat zhalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah sebagai permainan. Dan ingatlah ni’mat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu al-Kitab dan al-Hikmah. Allah memberi pengajaran kepada engkau dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasannya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Baqarah:231).


Dan,  Allah SWT berfirman, Q.S . An-Nisa’ : 19
$ygƒr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãYtB#uä Ÿw @Ïts öNä3s9 br& (#qèO̍s? uä!$|¡ÏiY9$# $\döx. ( Ÿwur £`èdqè=àÒ÷ès? (#qç7ydõtGÏ9 ÇÙ÷èt7Î/ !$tB £`èdqßJçF÷s?#uä HwÎ) br& tûüÏ?ù'tƒ 7pt±Ås»xÿÎ/ 7poYÉit6B 4 £`èdrçŽÅ°$tãur Å$rã÷èyJø9$$Î/ 4 bÎ*sù £`èdqßJçF÷d̍x. #Ó|¤yèsù br& (#qèdtõ3s? $\«øx© Ÿ@yèøgsur ª!$# ÏmŠÏù #ZŽöyz #ZŽÏWŸ2  
”Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagai dari apa yang telah kamu berikan kepadanya terkecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah  menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisaa’:19).
Cara Menjatuhkan Khulu
Secara umum khulu dapat dilakukan denghan tiga cara: pertama menggunakan kata khulu’, kedua menggunakan kata cerai (thalak), dan ketiga dengan kiasan yang di sertaio dengan niat. Dalam qaul qodim imam syafi’I berpendapat bahwa khulu yang dilakukan denghan menggunakan kata-kata kiasan mengakibatkan fasakh perkawinan. Yaitu perkawinan itu batal dengan sendirinya. Dan akad pernikahan tidak berlaku. Sedangkan dalam qaul jadid beliau berpendapat bahwa khulu yang dilakukan dengan menggunakan kata kiasan tidak mengakibatkan fasakh perkawinan karena kata-kata kinayah dalam talak tidak memerlukan niat begitu pula khulu.

Hikmah Khulu’
Mengenai hikmah khulu al Jurjawi menuturkan: Khulu sendiri sebenarnya di benci oleh syariat yang mulia seperti halnya talak. Semua akal sehat dan perasaan sehat menolak khulu’ hanya saja Allah Yang Maha Bijaksana memperbolehkannya untuk menolak bahaya ketika tidak mampu menegakan hokum-hukum Allah. Hikmah yang terkandung di dalamnya adalah manolak bahaya yaitu apabila perpecahan antara suami istri telah memuncak dan dikhawatirkan keduanya tidak dapat menjaga syari’at-syariat dalam kehidupan suami istri, maka khulu dengan cara yang telah di tetapkan oleh Allah merupakan penolakan terjadinya permusuhan dan untuk menegakan hokum-hukum Allah.




[1] Abdul Rahman Al-Jaziriy, Al-fiqh 'Ala Mazahibil Arba'ah, Jilid IV, Al-Maktabah At-Tijariah Al-Kubra, hal. 386
[2]  Abdul Rahman Al-Jaziriy, Opcit, hal. 387